BALAI-BALAI ADAT TIGO JANGKO DIRESMIKAN.
Tanah datar.
Pelestarian nilai-nilai adat dan budaya sekaligus mewariskan
ke generasi penerus menjadi tanggung jawab bersama. Semua unsur mempunyai peran
dan andil menyelamatkan anak kemenakan harapan nusa dan bangsa.
Hal ini yang dipesankan Bupati Tanah Datar Irdinansyah
Tarmizi saat peresmian Balai-balai Adat Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo
di Tigo Jangko, Rabu (1/2).
Peresmian yang juga dihadiri Wakil Bupati Zuldafri Darma
ini, kepala daerah berharap Balai-Balai Adat Tigo Jangko tidak hanya sebatas
tempat musyawarah ninik mamak, melainkan dapat juga digunakan untuk
pelatihan-pelatihan adat dan pembinaan generasi muda.
Dikatakan, keberadaan Balai-balai Adat dinilai sangat
strategis untuk kehidupan masyarakat nagari. “Sangat beruntung masyarakat Tigo
Jangko yang memiliki balai-balai adat yang bagus, untuk itu manfaatkanlah
semaksimal mungkin untuk kemaslahatan masyarakat,” kata Irdinansyah.
Selain itu, bupati harapkan adanya penguatan lembaga adat di
tengah-tengah masyarakat. Peran ninik mamak dibutuhkan menjaga masyarakat tetap
hidup dalam nilai-nilai syara̢۪ dan adat.
Begitu pentingnya lembaga adat serta ninik mamak, bupati
ajak gala-gala adat
yang selama ini tidak terpakai untuk dihidupkan kembali. Ninik mamak sebagai
pemangku adat akan menjadi tauladan dan pemimpin di kaumnya, kaum akan merasa
terlindungi dengan keberadaan ninik mamak.
Di kesempatan itu Bupati juga sampaikan ucapan terima kasih
kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Dirjen Kebudayaan.
“Aspirasi masyarakat Tigo Jangko memiliki balai-balai adat dibantu diwujudkan
melalui program Revitalisasi Desa Adat,”kata bupati.
Tidak hanya itu bupati apresiasi masyarakat Tigo Jangko yang
memilki semangat tinggi, dibuktikan dengan rasa gotong royong dan swadaya
mengumpulkan dana untuk membangun kembali balai-balai adat.
Seperti yang dilaporkan Ketua Panitia yang juga Ketua KAN
Tigo Jangko H. MY. Dt. Paduko Kayo. Balai-balai Adat dibangun dengan biaya Rp.
335 juta. Kemendikbud melalui programnya menggelontorkan dana sebesar Rp. 223
juta hanya diperbolehkan untuk pembelian material.
Setelah melalui musyawarah dan koordinasi dengan Kemendikbud
jelas Ketua KAN yang akrab dipanggil Haji May mengatakan masyarakat sepakat
membangun baru yang awalnya hanya seluas 70 m2 menjadi 126 m2.
“Mengingat bangunan lama sudah 40 tahun, maka masyarakat
sepakat membangun baru dan berkat rasa gotong yang tinggi, melalui iuran ninik
mamak, swadaya masyarakat dan donatur terkumpulah dana sebesar Rp. 112 juta”
jelas H. May.
Atas nama masyarakat Tigo Jangko, kami mengucapkan terima
kasih atas bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengabulkan
permohonan masyarakat Tigo Jangko.
Direktorat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Tradisi melalui Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumbar Suarman
berpesan keberadaan dan fungsi balai-balai adat harus dimaksimalkan dan
disandingkan dengan masjid atau surau yang ada.
“Bangunan yang sudah bagus ini akan semakin bagus jika dapat
memberi manfaat untuk pelestarian nilai-nilai adat dan budaya,”ucapnya.
BNPB juga mempunyai program menggali nilai-nilai adat dan
budaya untuk menjadi muatan lokal yang penekanannya pada kearifan lokal untuk
siswa SD, SLTP, SMA, PT dan Umum.
Peresmian Balai-Balai Adat Nagari Tigo Jangko ini turut
dihadiri Anggota DPRD Asrul Jusan, Camat Lintau Buo Zulkifli Idris, Ketua LKAAM
Tanah Datar Irsal Veri Idrus Dt. Lelo Sampono, Forkompinca, Walinagari Tigo
Jangko Indra Gunalan serta tokoh-tokoh masyarakat.(alinurdin)
No comments: