PAKAIAN ADAT NAGARI PADANG MAGEK UNIK DAN MEMPUNYAI NILAI EKONOMI YANG TINGGI .
Tanahdatar.
Beragam adat dan
budaya yang tak ternilai dimata khalayak ramai membuat Kabupaten Tanahdatar
cukup terkenal ,ada yang disebut dengan pacu jawi ,lukah gilo ,Cimuntu ,dan
sebagainya .
Tak ketinggalan pula
dengan pakaian adatnya dan salah satunya berada di Nagari Padang magek
Kecamatan Rambatan .
Pakaian adat atau yang
disebut juga dengan Baju milik dan kambuik bajambueh terus melebarkan sayapnya
,dan Pemerintah Kabupaten Tanahdatar kerap menyertakan putra dan putri Nagari
Padang magek dengan berpakaian Baju Milik Kambuik Bajambueh tersebut di berbagi
even besar seperti penyambutan para pejabat dan tamu dari negeri tetangga .
Selain menjadi
kebanggaan Rang Padang Magek juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,karena
telah mampu menarik konsumen baik dalam maupun luar negeri untuk memilikinya .
Pakaian adat yang
dinamakan baju milik kambuik bajambueh ini dimiliki oleh setiap kaum perempuan
di Nagari Padang Magek, sekarang dikerjakan jahitnya oleh dua orang penjahit
dengan variasi warna hitam dan warna kuning perak, salem pang selendang merah .
Salah seorang tokoh masyarakat Padang magek
Syafril Jamal kepada Rakyat Sumbar Senin (14/11) , menyebut bahwa di
tengah mening katnya permintaan masyara kat akan pakaian adat ini, yang tentu
membutuhkan keterampilan usaha dari masyarakat untuk melan jutkan tradisi ini.
Baju milik ini dijahit oleh Zamidiar dan Juliani dengan biaya hingga dari harga yang murah hingga lebih Rp.2 juta per stel, termasuk kambuik sebagai pelengkap baju milik itu. Untuk kanbuik bajam bueh ada empat orang tu kang jahit yang aktif ber usaha.
“Untuk kelanjutan pakaian adat ini, karena hanya dua orang yang bisa menjahit nya, namun untuk pelestari an membutuhkan kader usa ha jahit. Untuk ini telah direncanakan pelatihan kete rampilan menjahit baju milik bagi masyarakat,” kata Syafril yang diamini oleh walinaagri padang magek Syafwardi
Baju milik jo kambuik bajambueh Padang Magek telah jadi milik kebudayaan Minangkabau, dan termasuk warisan budaya nasional yang telah diwarisinya masya rakat sejak saisuak, atau turun-temurun.
“Pakaian adat ini telah dikenal luas, dan menjadi milik warisan budaya nu santara, dipakai diberbagai tempat dan waktu, yang telah dilestarikan oleh anak nagari sendiri,” katanya.
Menurut Wali Nagari Syafwardi , pa kaian tradisi ini dikuatkan dengan atruran Pernag sejak beberapa tahun lalu, yang harus digunakan untuk kese luruhan akfititas adat dan kegiatan kemasyarakatan di Padang Magek.
Masyarakat Padang Ma gek, lanjut Syafwardi, bangga dengan pakain tradisi ini, yang pakai untuk kegiatan tradisi baralek dan nikah, tagak panguhulu hingga me nanti tamu.
Pakaian tradisi ini mengan dung makna, sejak dari tang kuluak tanduak yang berisi mukena sebagai makna ABS SBK. Kambuik dan jambul untuk rukun Islam hingga baju milik ini.
Baju milik ini dijahit oleh Zamidiar dan Juliani dengan biaya hingga dari harga yang murah hingga lebih Rp.2 juta per stel, termasuk kambuik sebagai pelengkap baju milik itu. Untuk kanbuik bajam bueh ada empat orang tu kang jahit yang aktif ber usaha.
“Untuk kelanjutan pakaian adat ini, karena hanya dua orang yang bisa menjahit nya, namun untuk pelestari an membutuhkan kader usa ha jahit. Untuk ini telah direncanakan pelatihan kete rampilan menjahit baju milik bagi masyarakat,” kata Syafril yang diamini oleh walinaagri padang magek Syafwardi
Baju milik jo kambuik bajambueh Padang Magek telah jadi milik kebudayaan Minangkabau, dan termasuk warisan budaya nasional yang telah diwarisinya masya rakat sejak saisuak, atau turun-temurun.
“Pakaian adat ini telah dikenal luas, dan menjadi milik warisan budaya nu santara, dipakai diberbagai tempat dan waktu, yang telah dilestarikan oleh anak nagari sendiri,” katanya.
Menurut Wali Nagari Syafwardi , pa kaian tradisi ini dikuatkan dengan atruran Pernag sejak beberapa tahun lalu, yang harus digunakan untuk kese luruhan akfititas adat dan kegiatan kemasyarakatan di Padang Magek.
Masyarakat Padang Ma gek, lanjut Syafwardi, bangga dengan pakain tradisi ini, yang pakai untuk kegiatan tradisi baralek dan nikah, tagak panguhulu hingga me nanti tamu.
Pakaian tradisi ini mengan dung makna, sejak dari tang kuluak tanduak yang berisi mukena sebagai makna ABS SBK. Kambuik dan jambul untuk rukun Islam hingga baju milik ini.
Pakaian tradisional Nagari Padang Magek Tanah Datar ini pada
karnaval songket di Sawahlunto beberapa waktu yang lalu mendapat pujian dari
Konsul Ekuador Gonzalo Vega M. dan Phomma BOUTTHAVONG dari Minister Counsellor
Laos, “Sangat bagus dan tradisional sekali”Ucapnya dalam berbahasa Inggris .(alinurdin)
No comments: