IYAN PENDERITA TUMOR DIWAJAH ,DERITA TAK KUNJUNG HILANG .
Tanah Datar.
Febrian remaja lima belas tahun tampak sedang
menonton televisidi ruang tengah rumahnya yang sederhana, di Jorong Sarusao
Barat Nagari Saruaso ,Tanjung Emas Tanah datar.
“Perih dan panas mak,” kata Febrian memelas
kesakitan kepada ibunya Lendrawati yang berada di sisinya,
Len hanya bisa menatap haru putra ketiga dari empat bersaudara buah hatinya dengan
tatapan pasrah dan kosong. Air mata Len sesekali jatuh melihat derita anak
laki-lakinya itu.
“Iyan termasuk anak yang kuat, saya bangga,” ujar
Len dengan suara parau dan mata berkaca-kaca.
Kondisi Iyan memang sangat memprihatinkan. Ia
menderita tumor ganas di wajah, Tumor itu sudah diderita Iyan sejak dua tahun
lalu atau sekitar 2014 lalu.
Bahkan tumor ganas di wajah Iyan kini sudah
tampak seperti bola sebesar satu kepalan tangan orang dewasa. Tumor menutupi
mata kanan hingga pipi atau sebagian wajah kanan Iyan . Tumor di pipi kanan
Iyan itu tampak agak memerah.
Karena itulah, Iyan hanya bisa berbaring dan
sudah tak sekolah lagi sejak beberapa bulan lalu. Zulbahri , ayah Iyan
menuturkan tumor yang diderita putrinya itu sudah terjadi sejak dua tahun lalu.
“Awalnya ada benjolan di dalam hidung dan sering
mimisan. Saat dicek ke Rs di Bukit
Tinggi ternyata mengidap tumor,” kata Da Zul
yang bekerja sebagai sopir dengan
penghasilan pas-pasan.
Menurut Zul, saat mengetahui anaknya mengidap
tumor akhir 2014 lalu,khawatir, ia lalu mengobat anaknya
“Berbagai cara saya mengumpulkan uang untuk operasi
Iyan “Ungkap Zul Sedih.
Hingga akhirnya Iyan sempat menjalani operasi
tumor pertamanya di RS Cipto Mangunkusumo, 2014 lalu.
“Waktu itu biaya operasinya ditanggung BPJS namun untuk biaya selama di Jakarta
menunggu Iyan sekitar 3 bulan lamanya
Namun setelah menjalani operasi, sejak akhir 2015
lalu, tampaknya tumor di wajah anaknya
itu masih tetap ada.
“Bahkan sampai sekarang tumor di wajahnya semakin
membesar dan menutupi matanya. Karenanya penglihatannya juga terganggu,” kata
Wahyudi Zul.
Sebab, kata dia, saat mengetahui tumor masih ada
paska operasi,dan berangkatlah Dia bersama anaknya,karena daftar tunggu
terlampau panjang sehingga dirinya tak
mampu membiayai kehidupan selama di Jakarta.
“Selama 8 bulan kami menunggu dan menurut Dokter
disana apabila dioperasi beresiko
kebutaan bagi mata Iyan,mendengar itu Iyan belum siap sehingga kami
memutusakn pulang disamping uang tidak ada lagi untuk membiayai hidup
disana,Sekarang Iyan sudah siap untuk menghadapi resiko dari operasi itu ,namun
kami tidak ada biaya lagi “Ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Zulbahri
berharap ada bantuan dari sejumlah pihak agar anaknya bisa mendapat
pengobatan lanjutan lagi.
“Sejak beberapa bulan lalu, anak saya sudah tidak
sekolah lagi. Karena perih makin terasa di di wajahnya yang terkena tumor itu ”
ungkap Zulbahri
Lendra, ibu Iyan, sangat berharap anaknya itu
mendapat pengobatan dan sembuh.
“Saya mau anak saya bisa sembuh dan menjalani
kehidupan secara normal lagi. Kemauan Iyan untuk sekolah sangat besar. Dia
sangat senang sekolah,seharusnya saatini
Iyan sudah duduk bangku kelas 1
SMA , Tapi kondisinya kini tak memungkinkan,” pungkas Lendrawati berkaca-kaca.(alinurdin)
No comments: