Breaking News
recent

MENELUSURI JEJAK MANUSIA PURBA DI TANAH DATAR.











Tanah Datar.
Wilayah Tanah Datar berikut  daerah perbukitan dan anak sungainya bagaikan “tambang” fosil. Di daerah ini ditemukan “mata rantai yang hilang” dalam teori evolusi manusia . Perjalanan tim Ekspedisi Balai Arkeologi Medan dan Balai Peninggalan Cagar budaya dan Purbakala (BPCB) Sumbar Riau Jambi menelusuri kembali jejak-jejak penemuan fosil manusia purba yang menunjukkan peran besar Indonesia bagi dunia dalam penelitian bidang geologi, khususnya paleontologi.
Perjalanan menuju lokasi yang ditunjukan oleh warga setempat Khatik kayo dan Syafrudinsyah memakan waktu selama 4 jam dengan berjalan kaki,menelusuri hutan lindung yang masih asli ,menaiki dan menuruni bukit kapur tak mengurangi semangat tim untuk menguak sejarah yang terputus.
Akhirnya sampailah tim ke lokasi yang disebut warga dengan nama Ngalau pemalaman inyiak Uda yang terletak di Jorong Gunung Seribu Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo ,Tanah datar.
Ngalau Pemalaman Inyiak Uda yang menurut warga merupakan jalan strategis perjalanan Rajo Adat Buo ke tempat Rajo Ibadat di sumpur Kudus.
pada tepat jam 10 pagi,tim sampai digua yang dimaksud,didinding gua terlihat lukisan manusia kangkang dengan 6 tipe dan  motif geometris sebanyak 5 bentuk.
Menurut Dodi Chandra staff kelompok kerja penyelamatan pengamanan zonase dari BPCB kepada Rakyat Sumbar Senin(3/4),Lukisan manusia kangkang ini persis sama dengan lukisan di Waruga Makasar.
“Di waruga manusia kangkang memang sudah tradisi sejak pra sejarah (Zaman Megaliticum),namun kita belum bisa memastikan berapa usia dari lukisan dingalau Inyiak Uda tersebut,kita butuh pengkajian lebih mendalam dengan melibatkan arkeolog Pindi Setiawan dosen ITB dan pakar bahasa dari Unand karena penemuan ini berupa bahasa dan lukisan”Jelasnya.
Menurut peta Belanda yang didalamnya termasuk ngalau seribu menyebutkan bahwa ,ngalau pemalaman Inyiak uda ini masuk kawasan dari ngalau seribu,dimana disalah satu ngalaunya (ngalau jambu Lintau) ditemukan sebuah fosil berupa gigi yang diperkirakan ada sejak 60ribu-70 ribu sebelum masehi.
‘Ekspedisi Paleontologi Eugene Dubois pada tahun 1890-1900 telah menemukan fosil gigi yang menurut hasil dari laboratorium sudah ada pada zaman 60-70 ribu sebelum masehi “Ungkapnya.
Dikatakan,melihat dari usia gigi tersebut mengungkapkan keberadaan manusia gua diSumbar salah satunya di Ngalau jambu Buo.
Dodi juga menyebutkan,sekaitan dengan penemuan manusia kangkang di dua tempat yakni di ngalau Pemalaman Lintau dan Situmbuk,diperlukan peneitian dan pengkajian yang mendalam.
Dodi menambahkan,menurut  salah seorang anggota tim yang berasal balai arkeologi Medan bahwa aksara kuno tersebut dengan aksara kuno dari batak seperti huruf yang bisa dibaca DA,JA dan MA,namun untuk menentukan apakah itu aksara batak kuno atau aksara minang kuno ,tentu dibutuhkan pengkajian dan penelitian yang mendalam.
“Karena tugas dari BPCB hanya sebagai penjaga kelestarian dan pengamanan peninggalan bersejarah,tentu tidak mempunyai tenaga ahli seni dalam bidang itu sehingga kami memberikan informasi ke balai Arkeologi Jakarta,yang jelas kita belum bisa menentukan apakah lukisan dan aksara berada dizaman sejarah atau pra sejarah”Pungkasnya.(alinurdin)

No comments:

Powered by Blogger.