NYANYIAN NELANGSA DESI HIDUP 9 TAHUN MENGHUNI GUBUK BERLANTAIKAN TANAH .
Tanah Datar.
Tak terbayangkan oleh
Desi untuk membesarkan anak yang dikandungnya ini,betapa tidak sebagai penghuni
gubuk selama 9 tahun dirinya pasrah menerima nasib yang tak kunjung berubah.
Kisah memilukan Ibu
muda warga Nagari Padang Magek Kecamatan Rambatan ,Tanah Datar ini telah terukir dengan menghuni gubuk yang
terbuat dari bambu beratapkan ijuk dan berlantaikan tanah dengan luas 3x3
meter. Rumah nan jauh dari kata layak tersebut, juga tidak dialiri listrik
sebagai penerang ketika dimalam hari.
Isi dalam gubuknya
sungguh sangat memprihatinkan tak ada satu pun barang-barang mewah yang
terpajang di sudut rumahnya. Hanya periuk dan dan satu batang kasur yang
terbentang sebagai barang berharga. Desi adalah salah satu contoh warga
penderita kemiskinan di Kabupaten Tanah Datar.
Dalam sehari-harinya
Desi bersama sang suami beserta satu anaknya hanya menggunakan lampu togok
untuk meneranginya dimalam hari. Tak jarang saat bangun dipagi hari ia harus
mencuci hidungnya yang hitam karena asap dari lampu togok tersebut. Desi
bekerja sebagai ibu rumah tangga yang bisa pasrah dengan keadaan yang
dialaminya, sambil berharab bantuan dari pemerintah setempat.
"Jangankan
untuk membangun rumah sebagai tempat hunian yang layak, untuk makan sehari-hari
saja kami sulit mendapatkanya," tuturnya Desi. Ia juga mengatakan bahwa
pemerintah terkadang memberikan bantuan seperti Raskin namun bantuan yang lain
belum ada. Ia berharab pemerintah memberikan bantuan berupa bedah rumah agar
nantinya saat anak keduanya lahir dapat merasakan hunian yang layak seperti
warga yang lain.
Desi telah menikah
selama sembilan tahun lamanya, dan telah dikaruniai seorang anak perempuan yang
sudah berumur 6 tahun. Namun Desi kini lagi hamil tua anak keduanya. Suami yang
bernama Surya, berpropesi sebagai tukang ojek yang berpenghasilan jauh dari
kata cukup, untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Penghasilan yang di dapat
dari hasil ngojek perharinya rata-rata Rp15 ribu hingga Rp20.
Kepada Rakyat Sumbar Surya
suami Desi mengatakan, bahwa dirinya hanya bekerja sebagai tukang ojek di
Kecamatan Rambatan. Penumpang yang didapatnyapun tidak menentu dan lebih sering
tidak mendapat penumpang. Surya mengatakan, pengahasilan Rp15 ribu hingga Rp20
ribu perhari tidak cukup untuk memenuhi biaya dapur seharinya. Bahkan tak
jarang kami terpaksa berhutang kepada tetangga.
"Menjadi tukang
ojek disini sangat sulit, pasalnya banyak orang lain yang berpropesi sebagai
tukang ojek juga, rezki saya seumpama rezki harimau yang tak menentu,"
tutur Surya.
Lanjutnya, keadaan
istri yang sedang hamil tua, juga mewajibkan saya harus mencari pendapatan yang
lebih. Pasalnya jika nanti ia melahirkan dirumah sakit atau dirumah bidan akan
membutuhkan biaya banyak. Sementara untuk kehidupan sehari-hari pun masih belum
cukup. "Saya masih kebingungan untuk biaya melahirkan istri nanti,
sedangkan penghasilan saya hanya untuk makan sehari-hari, itupun terkadang
masih kurang," keluhnya kepada Rakyat Sumbar.
Harap Surya agar
pemerintah membantu keluarga kecilnya dalam mengahadapi kerasnya arus
kemiskinan yang sedang dilaluinya. "Tanpa uluran tangan dari pemerintah
rasanya sulit untuk melalui keadaan ini," ujar surya lagi.
Mengetahui kondisi
keluarga surya,Safril Jamal yang merupakan anggota DPRD Tanah Datar, sekaligus
mantan Walinagari Padang Magek, mendatangi rumah Surya dan memberi sedikit
sembako. Kepada Rakyat Sumbar Safril
mengatakan, akan segera memperjuangkan nasib warganya tersebut. "saya akan
mencarikan solusinya agar secepatnya Desi diberi bantuan, kalau bisa saya akan
memeberikan bedah rumah untuk Desi, di Tahun 2018," ujarnya.(alinurdin)
No comments: