Menelusuri Aliran Batang Ino Salimpaung Dikhawatirkan Berpotensi Membawa Malapetaka Banjir Bandang
Tanah datar.
Keberadaan Batang Ino sebagai sumber air terutama untuk
kebutuhan pengairan sawah bagi warga Nagari Laawang Mandahiling Kecamatan
Salimpaung sanagt dirasakan.
Debit airnya cukup untuk dimanfaatkan mengairi sawah petani,
namun bila musin penghujan intensitas aliran air berubah drastis, sanagat
mengkhawatirkan keselamatan warga, terutama pemukiman warga yang ada di
bantaran anak sungai yang behulu di pinggang gunung api Marapi itu.
Badan Penangguangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Tanah
Datar yang berkoordinasi dengan UPT Dinas PU setempat, Wali nagari dan Wali
Jorong se nagari Lawang Mandahiliang, sengaja melakukan kegiatan survey
menyusuri aliran Batang Ino ini.
Satu tim yang terdiri dari tiga orang dari BPBD, Wali Nagari
Lawang mandahiliang Helpi bersama empat Wali Jorong masing-masing Wali Jorong
Lawang,Wali Jorong Mandahiliang,Wali Jorong
Malintang dan Kandang Malabuang serta Kepala UPT Dinas PU setempat
Hermansyah turun serentak menyusuri aliran Batang Ino ini Selasa 7/3 lalu.
Untuk mencapai lokasi hulu anak sungaiBatang Ino, tim BPBD
harus menempuh jarak sejauh kurang lebih lima kilo meter dari pemukiman warga.
Anggota tim berjalan kaki menyusururi dasar sungai yang dipenuhi bebatuan
besar.
Debit air memang saat itu tidak terlalu besar, namun anggota
rombongan terpaksa ekstra hati-hati, karena telapak kaki selalu hinggap di atas
batu-batu berlumut, bila terpeleset bisa membawa malapetaka bagi keselamatan
anggota tim.
Setelah memakan waktu selama empat jam perjalanan, anggota
tim berhasil mencapai titik hulu sungai, di lokasi ini terdapat sejumlah aair
terjun, yang dikenal oleh warga setempat sebagai lokasi air terjun, dalam
bahasa lokalnya sarasah.
Setidaknya ada dua belas buah sarasah yang mencurahkan debit
air cukup besar, berkumpul di dasar sungai dan mengalir menjadi sebuah anak
sungai yang hinggakini dikenal sebagai alisran Batang Ino.
Aliran airnya mencapai puluhan kilo meter melintasi wilayah
kabupaten Tanah Datar sampai ke Kabupaten Sijunjung, bergabung dengan Batang
Ombilin dan Kuantan bila telah memasukiwilayah provinsi Riau.
Selama menyusuri aliran batang Ino, anggota tim menemukan
cukup banyak material pohon kayu yang telah malang melintang menimbun aliran
air, bila material ini menumpuk dan menghambat aliran air, sangat dikhawatirkan
akan menimbulkan malapetaka banjir bandang, seperti yang terjadi di aliraan
Batang Malalo beberapa tahun belakangan ini.
Sebagai antisipasi dari meluapnya aliran air yang
dikhawatirkan membawa material kayu dan bebatuan itu, diperlukan bangunan sabo
dam, seperti yang telah dibangun pada aliran anak sungai Pasie Laweh dan Batang
Malalo.
Bila aliran air saat musim hujan yang tentunya menghanyutkan
material kayu dan bebatauan besar, bisa diantisipasi dengan benduntgan yang
dibuat berupa sabu dam dimaksud, namun airnya tetap mengalir dan material
tersangkut pada pinggiran lobang-lobang bendungan besar itu.
Masyarakat tentunya sangata berharap, sperti yang disampaikan
oleh Wali Nagari Lawang Mandahiliang Helpi mewakili warganya menyampaikan pada
Rakyat Sumbar.Bahwa kekhawatiran warga akan datangnya bencana banjir bandang
memang cukup besar.”Katanya.(alinurdin)
.
No comments: