Breaking News
recent

SELAMA 2016 KASUS KDRT DAN CABUL DITANGANI P2TP2A TANAH DATAR MENINGKAT.





Tanah Datar.
Kasus yang ditangani Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), cenderung mengalami kenaikan dari 49 kasus pada 2015 menjadi 74  kasus pada 2016.
Selama tahun 2015 terjadi sebanyak 49 kasus dengan 60  korban, sedangkan tahun 2015 telah terjadi 74  kasus dengan 55 korban kekerasan yang didominasi kasus pencabulan pada anak, kata Ketua P2TP2A Tanah Datar Mursyidah kepada Rakyat sumbar di Batusangkar, Rabu (11/1-2017) .
Ia menyebut pada 2016 telah terjadi kasus pencabulan sebanyak 49 kasus, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 11 kasus, sodomi 4 kasus, dan kekerasan lainnya seperti eksploitasi, kenakalan, depresi dan kejiwaan sebanyak 10 kasus.
Sementara pada 2015 telah terjadi kasus pencabulan sebanyak 21 kasus, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 10 kasus, pemerkosaan delapan kasus, sodomi tiga  kasus, dan kekerasan lainnya seperti eksploitasi, kenakalan, depresi dan kejiwaan sebanyak 15  kasus.
Mursyidah mengatakan dari 49 kasus cabul termasuk pelaku cabul sebanyak 14 0rang yang masih berusia anak-anak.
Menurut Mursyidah  penyebab terjadinya tidak kekerasan terhadap anak dan perempuan adalah diantaranya pernikahan dini, rendahnya pendidikan budi pekerti di rumahtangga melalui pendidikan agama dan adat.
Kemudian, pengaruh sosial ekonomi, perkembangan teknologi yang disalahgunakan, pengaruh obat-obat terlarang dan rendahnya pendidikan.
"Kita sebagai orangtua dan masyarakat sangat prihatin, kuatir dan sedih, terutama tingkat kekerasan seksual terhadap anak dimana pelaku umumnya adalah orang yang dikenal oleh korban dengan berbagai macam modus," katanya.
Dalam hal ini Tambah Mursyidah,pihaknya juga memberikan bimbingan konseling melalui psikolog termasuk bimbingan rohani dan pemahaman kepada orang tua agar menjaga anak mereka.
Terpisah Bupati Tanah Datar Irdinansyah mengharapkan lembaga P2TP2A yang terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi untuk merespon fenomena kekerasan terhadap perempuan dan anak yang cukup banyak terjadi di Tanah Datar.
"Kita tidak perlu malu atas banyak kasus asusila yang banyak terjadi, tidak perlu ditutup-tutupi, ini adalah fakta yang terjadi di Tanah Datar, lebih baik terungkap dibanding semakin banyak korban yang berjatuhan," katanya.
Bupati menyebut yang terpenting adalah bagaimana menyikapi dan mencarikan solusi yang tepat bagi korban tindak kekerasan.
 Pemerintah daerah, sebutnya, akan terus berupaya menyelamatkan masa depan anak-anak yang menjadi korban ini.
Bupati mengharapkan kepada para guru TK dan PAUD di daerah itu untuk dapat memberikan pengetahuan kepada anak didik bagaimana melindungi diri serta orangtua dapat menjaga dan melindungi anaknya dari potensi pelecehan seksual.(alinurdin)


No comments:

Powered by Blogger.