Breaking News
recent

KINCIR AIR SIMAWANG TANAH DATAR,PRIMADONA BARU KEPARIWISATAAN SUMBAR







Tanah Datar.
Kabupaten Tanah Datar yang dikenal dengan nama Luhak Nan Tuo dianugerahi berbagai macam aset wisata baik berbentuk panorama,situs,cagar budaya maupun adat istiadat,untuk itu dibutuhkan satu inovasi agar kunjungan terus meningkat dari waktu ke waktu,aset wisata itu ke itu saja tentu akan menimbulkan kejenuhan bagi wisatawan asing maupun domestik.
Belajar dari warga Simawang Kecamatan Rambatan ,Tanah Datar dimana mereka telah menjadi pusat perhatian bagi wisatawan domestik,betapa tidak  Kincir Air Raksasa Kembar Tiga yang semula dimaksudkan untuk menyalurkan air ke surau dan mesjid yang berada di Jorong Padang Data Nagari Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar-Sumbar ini, bakal membuat sensasi dunia pariwisata di Sumatera Barat.
Setidaknya  ratusan orang datang ke lokasi kincir angin tersebut bahkan kalau hari libur, pengunjung bisa ribuan.
Menurut salah seorang warga setempat  Yusmaniar (35)mengungkapkan,keberadaan kincir angin ini  sangat menguntungkan warga setempat,karena mereka bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui berjualan dilokasi wisata itu.
“Yang berkunjung disini bukan hanya wisatawan lokal saja,,namun di akhir pekan pengunjung luar daerah justru bisa sangat mendominasi. Kondisi ini tentu menjadi semacam anugerah terindah bagi masyarakat setempat yang kerap dilanda kekeringan, baik pada musim kemarau ataupun tidak”Ungkapnya gembira.
Menurut Ni Yus , dahulu sebelum ada kincir raksasa, beratnya medan pengambilan air Batang Ombilin hingga beratus meter menuruni lembah, menjadi kemustian yang harus mereka lakukan jika ingin memenuhi kebutuhan MCK (mandi, cuci, kakus).
Namun kini, berawal 1,5 tahun yang lalu, sejak rampungnya proyek pembuatan kincir air raksasa berdiameter 14 meter yang sempat dianggap sebagian warga mustahil dan 'gila' itu, kini justru sudah bisa dinikmati hasilnya.
Karena bukan tanpa sebab, kontur tanah perbukitan, kiri-kanan nagari yang dijajal tebing terjal di wilayah Nagari Simawang khususnya di Jorong Padang Data membuat air Batang Ombilin sangat susah dinaikkan ke pemukiman warga yang berada di ketinggian.
"Semula kami sempat sangsi dengan ide 'gila' ini. Namun belakangan ternyata memang terbukti mangkuih (brilian), tembak ciek dapek duo (tembak satu dapat dua). Air dapat, ya wisata dapat, sambung Ruslan Pakiah Mudo (68) tetua adat setempat.
setempat bernama Anwar (49) yang pernah kuliah di Inggris. Pengalamannya selama bersekolah dan keliling Eropa yang memiliki persoalan serupa, ternyata tidak sia sia.
Konsep teknologi kincir air raksasa yang pernah dilihatnya di Belgia, Belanda dan Inggris dibawanya pulang karena diyakini bisa mengakhiri masa pacelik air bagi nagari.
"Kini, kincir air ini, tidak saja berhasil menyalurkan air ke mesjid surau dan nagari, tapi justru juga sukses membuka pintu rezeki lain bagi masyarakat, terbukanya akses wisata", pungkas Ruslan Pakiah Mudo mantap.(alinurdin)


1 comment:

  1. Another water wheel by traditional farmer in west sumatera - indonesia https://www.youtube.com/watch?v=EJIHb-uQiAc

    ReplyDelete

Powered by Blogger.