ISTANO BASA PAGARUYUNG MENUJU IKON PARIWISATA NASIONAL
Tanah Datar.
Masyarakat
Sumatera Barat khususnya Kabupaten Tanah Datar merasakan kebahagiaan dan
kebanggaan luar biasa. Simbol kejayaan Minangkabau, Istano Basa Pagaruyung
kembali mendapat kunjungan tamu kehormatan dengan kedatangan Wakil Presiden RI
H. M. Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla.
Sebuah
prosesi pemakaian/menaiki Istano Basa Pagaruyung dihadiri langsung Bapak Jusuf
Kalla yang juga sumando urang awak menunjukkan begitu strategis dan pentingnya
keberadaan Istano Basa Pagaruyung sebagai pusat peradaban masyarakat
Minangkabau.
“Selama
ini kami sudah menanti kesediaan waktu Wakil Presiden Bapak H.M Jusuf Kalla
berkenan menghadiri prosesi ini walaupun peresmian pemakaian Istano Basa
Pagaruyung sebagai museum terbuka sudah dilaksanakan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudoyono pada tanggal 30 Oktober 2013 yang lalu. Namun rasanya belumlah
sempurna kebanggaan ini jika belum dinaiki secara adat apalagi sekarang
dihadiri oleh Bapak Wakil Presiden RI Bapak H.M Jusuf Kalla yang sekaligus
adalah sumando kami masyarakat Sumatera Barat khususnya Kabupaten Tanah Datar,”
tutur Bupati Irdinansyah Tarmizi saat memberi sambutan.
Dijelaskan,
Bangunan Istano Basa Pagaruyung disambar petir yang dahsyat pada tanggal 27
februari 2007 yang lalu, musibah ini telah membakar bangunan kebanggaan
masyarakat minangkabau. Namun akhirnya dengan berkat kegigihan Bapak Bupati
Tanah Datar waktu itu M. Shadiq Pasadigoe dan atas dorongan Bapak Gubernur
Gamawan Fauzi berhasil mengadakan pertemuan dengan Bapak Jusuf Kalla dan atas
undangan beliau diadakan pertemuan tokoh-tokoh Minang untuk membangun kembali
Istano Basa Pagaruyung. Hal ini juga diperkuat dengan semangat gotong royong
seluruh komponen masyarakat Minang yang di rantau maupun di kampung halaman dan
seluruh donatur sertatentu tidak terlepas dari peran serta bapak H.M Jusuf
Kalla yang pada waktu itu juga sebagai Wakil Presiden RI.
“Ucapan
terima kasih yang tidak terhingga disampaikan kepada Bapak Wakil Presiden,
Bapak Gubernur Sumatera Barat, para bupati dan walikota se Sumatera
Barat, bapak/ibu Panitia pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung,
tokoh-tokoh masyarakat kami serta para donatur lainnya,” sebut bupati.
Dengan
keberadaaan Istano Basa Pagaruyung ini, telah menjadi ikon destinasi pariwisata
Sumatera Barat dengan moto “Belum ke Sumatera Barat kalau belum berkunjung ke
Istano Basa Pagaruyung”. Seiring dengan peningkatan infrastruktur, kami yakin
Istano Basa Pagaruyung tidak hanya sebagai ikon pariwisata Sumatera Barat
tetapi akan menjadi ikon pariwisata nasional. Apalagi salah satu desa terindah
di dunia versi majalah Wisata Budget Travel dari Amerika Serikat ternyata ada
di Tanah Datar yakni Nagari Tuo Pariangan.
Wakil
Presiden Bapak H. M. Jusuf Kalla pun menghimbau agar Istano Basa Pagaruyung
sebagai simbol kebersamaan patut diperhatikan. “Istano Basa Pagaruyung yang
kita bangun kembali secara bersama-sama ini menunjukkan milik bersama, tidak
hanya milik pemerintah, di sinilah lahir rasa kebersamaan sebagai modal
memperkokoh persatuan membangun daerah dan bangsa serta mensejahterakan
rakyat,” pinta Jusuf Kalla.
Lebih
lanjut Jusuf Kalla memuji suku Minang yang dikenal memiliki kecerdasan,
menjunjung keterbukaan, kebersamaan, memiliki kearifan, keramahtamahan, sifat
mandiri dan adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah.
Jusuf
Kalla ingatkan, “Suku minang memiliki kejayaan di masa lalu ini dibuktikan
dengan masyarakat yang unggul tetapi ini jangan hanya jadi kebanggaan semata
tetapi jadikanlah sebagai pemacu semangat di masa depan karena tantangan ke
depan lebih berat”.
Sumatera
Barat termasuk daerah yang masih asri, hijau, memiliki keindahan alam dan adat
budaya yang indah. Ini nikmat Allah SWT yang patut dijaga dan dipelihara.
“Jadikanlah modal dasar ini untuk mensejahterakan dan memajukan masyarakat,”
pungkas Wapres Jusuf Kalla.
Selain
mengikuti prosesi menaiki Istano secara adat, Wakil Presiden bersama Ibu
Mufidah Jusuf Kalla sebelumnya telah meninjau sanggar tenun songket Tanjung
Modang Nagari Batu Bulek Kecamatan Lintau Buo Utara yang memiliki ciri khas
motif Lintau dan proses pewarnaannya secara alami. Terdapat 5 kelompok tenun
songket di Lintau binaan Dinas Koperindagpastam dan Dekranas Kabupaten Tanah
Datar dengan ketuanya Ibu Emi Irdinansyah. Peletakan batu pertama
pembangunan Masjid Raya Tanjung Bonai yang direncanakan membutuhkan biaya Rp.
6,9 Milyar. Masyarakat dan perantau Tanjung Bonai mempunyai keinginan memiliki
masjid yang lebih representatif. Untuk itu atas dorongan dan bantuan Ibu
Mufidah Jusuf Kalla, pembangunan masjid segera akan dilaksanakan. Rombongan
disambut Wakil Bupati Tanah Datar Zuldafri Darma dan Ibu Retri Zuldafri
Serta
peninjauan Akademi Komunitas Tanah Datar (AKTD) di Nagari Tigo Jangko Kecamatan
Lintau Buo yang disambut Ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra, SE dan Ibu Erita
Anton Yondra. AKTD yang diresmikan pada 30 Desember 2013 oleh Ibu Mufidah Jusuf
Kalla merupakan Program Studi Di Luar Domisili Politeknik Negeri Padang
berstatus Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sudah melaksanakan wisuda sebanyak
2 angkatan dari 3 prodi (Teknik Mesin, Teknik Sipil dan Manajemen Informatika).
Lulusannya berhasil diserap dunia kerja. AKTD yang memiliki jenjang pendidikan
D2 hadir sebagai pilihan tepat bagi peserta didik, dengan biaya yang murah
bahkan diberikan beasiswa tetapi memberikan kualitas yang dibutuhkan dunia kerja.
Saat ini AKTD sudah memiliki lahan seluas 5.5 Ha untuk gedung baru hibah dari
pemerintah daerah.
Turut
mendampingi Wapres pada rangkaian kunjungan ke Kabupaten Tanah Datar, Ketua DPD
RI Irman Gusman, Anggota DPR RI Betty Shadiq Pasadigoe, Mantan Gubernur BI
Anwar Nasution, Dirut BPJS Fachmi Idris, Gubernur Sumatera Barat bersama Ibu
Nevi Irwan Prayitno. (alinurdin)




No comments: