Breaking News
recent

NAGARI TUO PARIANGAN KEBANGGAAN RANG MINANGKABAU










Dinobatkan jadi nagari terindah didunia


Tanah Datar.
Siapa yang tidak bangga daerahnya menjadi buah bibir dan kicauan diberbagai media ,baik media cetak,elektronik maupun media sosial ,Pariangan yang dahulunya sebuah Nagari yang adem dan nyaris tak terdengar  disebut –sebut orang kecuali ketika putra dan putri Minangkabau berpitatah dan pititih,,tiba-tiba menjadi terkenal saat ini,betapa tidak Nagari yang berjarak 14 KM dari Kota Batusangkar dinobatkan menjadi salah satu dari 5 Desa terindah didunia.
Menurut salah satu media pariwisata berpengaruh di dunia, Travel Budget, di New York, Amerika Serikat menjadikan Nagari Pariangan, Sumatera Barat sebagai Desa terindah di dunia sejak Mei 2012. Nagari Pariangan mampu bersaing dengan keindahan Desa Eze dari Prancis, Niagara on The Lake di Kanada, Desa Wengen di Swiss, dan Desa Cesky Krumlov dari Republik Ceko.
Warisan leluhur yang diduga sudah berumur ratusan tahun ,bahkan ribuan tahun masih terjaga dengan baik sehingga mampu menarik minan wisatawan asing dan domestic terutama para arkeolog dan sejarahwan untuk menggali nilai-nilai bersejarah yang tersembunyi dari barang-barang bersejarah itu,disamping juga didukung dengan keindahan serta keasrian lingkungan disekeliling nagari itu
Nagari asal Arsitek dizaman lampau DT Tantejo Gurhano ini terletak di lereng Gunung Marapi pada ketinggian 500-700 meter di atas permukaan laut dengan luas 17,92 kilometer kubik ini berada di bawah kecamatan Pariangan dan dihuni sekitar 6.479 jiwa.
Menurut catatan sejarah Minangkabau atau yang jamak disebut dengan  Tambo Minangkabau menyebutkan Nagari Pariangan merupakan nagari tertua di ranah Minang dan asal muasal dari Rang Minangkabau yang saat ini lebih dikenal dengan nama "Tampuk Tangkai Alam Minangkabau".
Budaya, adat istiadat dan arsitektur bangunannya yang khas masih tetap ada dan bertahan sampai sekarang. Bangunan rumah gadang lengkap dengan dinding yang terbentuk dari anyaman rotan, serta berhiaskan ukiran kayu menjadi ciri khas kampung ini. Apalagi dengan adanya masjid terbesar di abad ke-19, menambah kekayaan budaya tradisi, adat istiadat, cagar budaya dan sejarah yang tak ternilai harganya di Nagari Tampuk tangkai alam Minangkabau dipegang oleh penghulu yang bergelar DT Bandaro Kayo.
Di nagari ini, rumah adat tradisional, Rumah Gadang masih terjaga dan hingga kini masih dapat dijumpai Rumah Gadang yang terawat dengan baik. Selain itu, masih dijumpai surau yang menjadi tempat tinggal komunal untuk pria yang belum menikah
Untuk menjaring dunia wisata di Kabupaten Tanah Datar ada tiga buah rumah gadang dibuka secara gratis sebagai penginapan. Setiap rumah gadang bisa menampung sedikitnya 40 orang.”Sekitar 1.500 pengunjung dari sejumlah negara datang ke nagari itu setiap bulannya” Kata salah penduduk setempat kepada Rakyat Sumbar Minggu (28/8).
Atraksi budaya yang khas ialah kebiasaan ziarah dan berzikir yang dilakukan penduduk nagari seusai ibadah puasa di bulan Syawal. Tradisi setelah enam hari puasa yang dimulai sejak tanggal 2 Syawal itu dilakukan setiap hari Kamis. ”Ditetapkan hari Kamis karena menurut keyakinan orang di Nagari Tuo Pariangan, pada saat itulah arwah para pendahulu bisa berkesempatan datang ke tengah- tengah kita,” kata April.
Salah satu yang terus dipromosikan sebagai obyek wisata unggulan adalah atraksi Pacu Jawi. Tontonan berupa sepasang sapi yang dipacu joki setiap usai panen dan saat mulai menanam padi itu telah masyhur hingga mancanegara.
Beragam obyek lain seperti delapan buah batu sandar yang terdapat di dalam kompleks Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano adalah peninggalan sejarah yang mengagumkan. Batu-batu sandar itu menjadi tempat duduk tetua adat masing- masing delapan suku untuk bermusyawarah.
Karena itulah dikenal juga sebagai Medan Nan Bapaneh atau tempat bermusyawarah. Tokoh adat Nagari Tuo Pariangan, Aswardi Sutan Tumangguang, mengatakan, delapan suku yang sejak awal menghuni Nagari Tuo Pariangan adalah Dalimo, Sikumbang, Koto, Dalimo Panjang, Dalimo Singkek, Pisang, Melayu, dan Piliang.
Di sini terdapat kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano yang berukuran 25,5 meter x 7 meter. Panjang Datuak tokoh pembuat Balairung Sari Tabek di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan. Balairung itu merupakan tempat bermusyawarah utama yang terbuat dari kayu dan atap ijuk dengan waktu pembuatan sekitar 450 tahun lalu.
Adapun kompleks Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano yang kini sudah ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar berada di atas lahan seluas 629 meter persegi. Hampir mirip dengan berbagai kisah di beberapa lokasi kuburan kuno di Indonesia, warga setempat percaya hasil pengukuran panjang kuburan pada waktu berbeda tidak akan pernah sama.
Nagari Tuo Pariangan juga memiliki peninggalan berupa rumah-rumah gadang. Terdapat 35 unit rumah gadang di nagari itu, Sejumlah rumah gadang dengan rangkiang atau lumbung padi di pelataran itu tampak kusam dengan kayu lapuk. Bagian atap bagonjong masih tampak utuh. Namun, di bagian jenjang atau tangga menuju bagian dalam rumah sudah tampak ditumbuhi tanaman liar.
Rumah-rumah gadang itu rusak karena faktor umur bangunan yang rata-rata sudah lebih dari 200 tahun. Juga karena sudah tidak ditinggali lagi oleh kaum sebagai pemilik
Ia menambahkan, sebagian anggota kaum yang memiliki rumah gadang sudah memiliki rumah sendiri atau merantau ke luar kawasan nagari itu. Hal itu menyebabkan rumah-rumah gadang tidak lagi terawat,Apalagi biaya untuk memperbaiki rumah gadang relatif mahal.
Dalam kultur Minangkabau, rumah gadang yang dimiliki kaum tertentu merupakan salah satu identitas kebudayaan dalam sistem sosial kemasyarakatan yang dikuasai secara matrilineal. Rumah gadang merupakan bentuk penegasan atas eksistensi suatu kaum tertentu di Minangkabau.
Kepala Seksi Promosi Wisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar Efrison mengatakan, porsi pembangunan pariwisata untuk nagari itu memang belum termasuk dalam prioritas program selama sepuluh tahun terakhir. Adapun obyek-obyek wisata yang telah masuk dalam prioritas program adalah Istano Basa Pagaruyung, Air Terjun Lembah Anai, Tanjung Mutiara di Danau Singkarak, panorama alam Tabek Patah, pemandangan Puncak Pato, dan situs Batu Angkek-Angkek.

nagari pariangan.jpgKearifan lokal masyarakat setempat menjadi modal untuk mengembangkan desa bersejarah tersebut. Hasilnya, Nagari Pariangan tak hanya sebagai maskot Kabupaten Tanah Datar tapi juga menjadi kebanggaan Ranah Minang, Sumatera Barat,dan bahkan kini dinobatkan menjadi salah satu desa terindah di Dunia .(alinurdin)

No comments:

Powered by Blogger.