WAPRES NAIKI SECARA ADAT ISTANO BASA PAGARUYUNG.
Tanah Datar.
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan Ibu
Mufidah Jusuf di Kabupaten Tanah datar pada kunjungan menggelar serangkaian
acara dan kegiatan seperti melihat kerajinan tenun di bawah binaan Dekranas
Kabupaten Tanah Datar
Kegiatan ini dipusatkan di Jorong Tanjung Modang Kecamatan
Lintau Buo Utara ,kelompok tenun ini baru saja mendapat pelatihan design
fashion dengan instruktur Ibu Puan Puti Reno Sativa Sutan Aswar biasa di
panggil ibu Atitje dari Dekranas Pusat. Salah satu ciri khas songket ini
adalah proses pewarnaannya menggunakan bahan-bahan alami.
dilanjutkan dengan
melakukan peletakan batu pertama
pembangunan Masjid Raya Tanjung Bonai. Masyarakat dan tokoh masyarakat Tanjung
Bonai berkeinginan memiliki masjid yang lebih representatif. Bangunan yang
sudah ada akan diganti dengan bangunan baru. Pembangunan masjid yang berada di
pinggir jalan Lintau-Payakumbuh ini diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar
Rp. 6,9 Milyar.
Kemudian Wapres beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau
Kampus Akademi Komunitas Tanah Datar yang berada di Nagari Tigo Jangko
Kecamatan Lintau Buo, keberadaan AK Tanah Datar yang merupakan Program Studi Di
Luar Domisili Politeknik Negeri Padang berstatus Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
ini semakin dikenal dan diminati masyarakat Sumatera Barat khususnya Tanah
Datar. Saat ini AK Tanah Datar sudah melaksanakan wisuda sebanyak 2 angkatan
dari 3 prodi (Teknik Mesin, Teknik Sipil dan Manajemen Informatika). 92 persen
lulusan Akademi Komunitas Tanah Datar berhasil diserap dunia kerja. Artinya
Program D2 dengan proporsi lebih banyak praktek dan pemberian skill ini,
lulusannya memang diminati oleh pihak perusahaan. Proses pendirian Akademi Komunitas
Tanah Datar dimulai pada Desember 2011, setelah melalui beberapa tahapan mulai
dari studi kelayakan, pengajuan proposal, visitasi oleh Dikti, maka pada bulan
Desember 2013 Ibu Mufidah Jusuf Kalla meresmikan operasional AK Tanah Datar
walaupun masih menumpang di bekas Sekolah Dasar Tigo Jangko. Pemerintah daerah
beserta tokoh masyarakat dan perantau saat itu berkeinginan anak-anak Tanah
Datar khususnya yang berada di Lintau dapat melanjutkan pendidikan usai
menamatkan pendidikan SLTA. Akademi Komunitas Tanah Datar hadir sebagai pilihan
tepat bagi peserta didik, dengan biaya yang murah bahkan diberikan beasiswa
tetapi memberikan kualitas yang dibutuhkan dunia kerja. Saat ini Akademi
Komunitas yang memiliki mahasiwa sebanyak 99 orang sudah memiliki lahan seluas
5.5 Ha untuk gedung baru hibah dari pemerintah daerah. Untuk tahun ajaran
2016/2017 masih dibuka pendaftaran sampai tanggal 16 September 2016 dan
tercatat sudah 78 orang mendaftar sebagai mahasiswa baru.
Sebelumnya ke AK ,rombongan Wapres mampir terlebih dahulu di Rumah Gadang
Dt Rajo Penghulu yang sekaligus rumah gadang Ibu Mufidah Jusuf Kalla di di
Tanjung Bonai kampung halaman Ibu Mufidah.
Puncak dari kunjungan Bapak Wapres
Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah ke Kebupaten Tanah Datar adalah prosesi pemakaian/menaiki Istano Basa
Pagaruyung secara adat. Seperti diketahui Istano Basa Pagaruyung
merupakan aset pariwisata yang bernilai sejarah dan budaya yang dapat dijadikan
sumber ilmu pengetahuan, adat dan budaya. Istano Basa Pagaruyung yang berdiri
saat ini sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano Basa asli terletak di
atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada
tahun 1804. Istano tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar
tahun 1966. Kemudian dibangun kembali pada tahun 1976. Proses pembangunan
kembali Istano Basa dilakukan dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada
27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Bapak Prof. Harun Zain. Bangunan baru
ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah
selatannya. Namun pada tanggal 27 Februari 2007 terjadi kebakaran hebat
akibat sambaran petir pada puncak istano yang mengakibatkan hangusnya bangunan
dan benda-benda peninggalan sejarah. Diperkirakan hanya 15 persen yang dapat
diselamatkan. Barang-barang tersebut saat ini berada di Balai Pelestarian Cagar
Budaya (BPCB) yang berada di Tanah Datar. Pemerintah pusat, pemerintah Provinsi
Sumatera Barat, tokoh masyarakat, tokoh perantau mempunyai keinginan yang sama
untuk membangun kembali Istano Basa Pagaruyung sebagai kebanggaan sekaligus
telah menjadi ikon pariwisata Sumatera Barat. Atas dukungan Bapak Jusuf Kalla
beserta keluarga dan seluruh pihak. Akhirnya dibangun kembali dengan megah seperti yang kita saksikan
sekarang ini. Istano Basa Pagaruyung pun diresmikan pemakaiannya oleh Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono pada 30 Oktober 2013.
Di Istano Basa Pagaruyung, Wapres melakukan penaikan Istano Basa Pagaruyung secara
adat yang menurut panitia sebagai
ungkapan rasa syukur
masyarakat Minangkabau atas karunia dan rahmat Allah SWT dengan berdiri
kembalinya Istano Basa Pagaruyung sekaligus ucapan terima kasih Bapak Jusuf
Kalla selaku Wakil Presiden atas dorongan dan prakarsanya dan kepada seluruh
pihak yang turut membantu proses pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyung
sehingga kebanggaan masyarakat Sumatera Barat kembali berdiri kokoh sebagai
pusat pengembangan adat dan budaya Minangkabau.
Rangkaian
prosesi adat ini diawali managua (menyapa tamu secara adat), manyerak bareh kunyik (menebar beras kunyit) dan
mambasuah kaki
(membasuh kaki),
kegiatannya di pelataran tangga istano. Setelah menaiki rumah gadang
akan diisi dengan pidato
pasambahan makan, makan bajamba (makan bersama secara adat), dilanjutkan dengan pemutaran video
sejarah dibangunnya kembali Istano Basa Pagaruyung, sekapur sirih dari Bupati Tanah Datar, Gubernur
Sumatera Barat dan sambutan Bapak Jusuf Kalla serta ditutup dengan do’a. Setelah itu rombongan
kembali ke Jakarta. (ALINURDIN)

No comments: