Breaking News
recent

Tanah Datar berminat jadi Tuan Rumah Grand Launching TdS 2017






Tanah Datar.
Keinginan Kabupaten Tanah Datar menjadi lokasi Grand Launching sekaligus Grand Start Tour de Singkarak (TdS) Tahun 2017 diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya saat memberi sambutan pada Launching Grand Start TdS 2016 di Dermaga Danau Singkarak  Kabupaten Solok, Jum’at malam, (5/8).
“Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi sebentar ini berbisik kepada saya untuk lokasi Grand Launching TdS berikutnya bertempat di Kabupaten Tanah Datar,” ucap Arief Yahya di hadapan tamu undangan.
Ditambahkan, pemerintah pusat sudah memutuskan TdS sebagai annual event (agenda tahunan) dan rekan media tidak perlu bertanya-tanya lagi bagaimana untuk pelaksanaan tahun berikutnya. “TdS merupakan ajang balap sepeda terbesar di Indonesia dan nomor 5 di dunia, TdS sudah menjadi brenchmarking atau referensi ajang serupa di Indonesia dan sudah menjadi kebanggaan bangsa Indonesia,” ulasnya.
Lebih jauh Arief menjelaskan TdS merupakan sebuah program sport tourism, yang penting dari sport tourism adalah media value (nilai media), direct impact (dampak langsung) tidaklah sebesar media valuenya. “Tolong rekan media kabarkan ke seluruh Indonesia bahkan dunia tentang pelaksanaan Tour de Singkarak agar media valuenya semakin besar,” ajak menteri Arief.
Banyak daerah yang belajar dan menjadikan TdS yang sudah memasuki tahun ke 8 ini sebagai referensi untuk menggelar ajang serupa. Sudah ada ajang semacam TdS di Banyuwangi Jawa Timur  dan yang terakhir muncul Tour de Flores.
Disampaikan juga, TdS dinilai mempunyai peranan penting memajukan pariwisata, sementara Sumatera Barat juga sudah menasbihkan pariwisata sebagai salah satu program unggulannya dengan positioning ‘Pariwisata Halal” dan ini perlu disadari bersama-sama bahwa pariwisata saat ini mempunyai 3 makna.
Pertama, pariwisata adalah sebuah industri yang paling cepat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.
Kedua, Pariwisata menghasilkan pendapatan atau devisa. Pada tahun 2019 diprediksi sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar negara. Hitung-hitungannya dengan adanya 1 juta wisman berkunjung ke Sumbar akan menghasilkan pendapatan atau devisa sebesar U$ 1 milyar atau sekitar Rp. 13 Trilyun.
Ketiga, mendukung sektor ketenagakerjaan, kalau kita ingin menciptakan 1 tenaga kerja, rata-rata sebuah industri membutuhkan biaya U$ 100.000 atau Rp. 1,3 Milyar sedangkan sektor pariwisata hanya perlu U$ 5.000. “Saya ingin mengatakan kepada bupati dan walikota bahwa sektor pariwisata adalah industri yang paling murah dan paling cepat yang bisa meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan devisa dan membuka lapangan pekerjaaan dan ketiganya menyangkut kesejahteraan masyarakat”, pungkasnya.
Acara yang dihibur Band Nidji turut dihadiri Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Anggota DPR RI Epiyardi Asda, Anggota DPD RI Emma Yohana, Bupati dan Walikota se-Sumatera Barat.(alinurdin).







No comments:

Powered by Blogger.