Breaking News
recent

LGBT MULAI MERAMBAH TANAH DATAR.

Tanah Datar.
Wajah Bumi Luhak Nan Tuo tercoreng ,pasalnya dalam salah satu media sosial ditemukan sebuah akun yang bertajuk . "Group Bisex N Gay Batusangkar" yang dapat dengan mudah diakses oleh semua orang di seluruh penjuru dunia.
Hal ini menjadi pembicaraan hangat warga Tanah Datar yang menggunakan internet khususnya masyarakat kota Batusangkar ,Disetiap perbincangan selalu mempertanyakan mengenai Deklarasi yang di Gadang-gadang di beberapa media lokal mengenai poin MUI yang bertekad memerangi LGBT, sodomi, transgender namun kenyataannya yang meresahkan masyarakat saat ini masih ditemukan "Group Publik" di sebuah media sosial yang menyatakan bahwa itu adalah sebentuk Group LGBT Batusangkar.
Dalam Group tersebut jelas tercantum bahasa bahasa yang sangat dikenal dan sangat akrab di telinga masyarakat Tanah Datar dan khususnya Kota Batusangkar seperti, Cindua Mato, Sungayang, Pemandian Minang, Pasar Batusangkar, Terminal Jati, Simpang Kiambang, Muko SD 08, Lima Kaum, Sangka Sangka. Berdasarkan informasi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bisa saja di Batusangkar atau Tanah Datar masih banyak penganut faham kaum Nabi Luth.
Dan bila diamati lagi berbagai pose dan foto foto pria setenggah tel*nj*ng pun disajikan group media Sosial bergambar Buah Apel yang terbuka untuk Public ini, berbagai foto pemilik akun dari beberapa anggota diunggah di Group ini termasuk No Hp dan Pin BBM mereka.
Sungguh miris menyaksikan, dalam group ini pun bahasa bahasa seronok seperti Isep K****l, khilaf khilafan, B*g*l dan bahasa yang sangat tidak bisa kita publikasikan di media ini juga memenuhi ruang dinding group itu.
Ketua MUI Tanah Datar, Sukri Iska, kepada Rakyat Sumbar ,Selasa (2/8) menyebutkan telah melihat dan menyaksikan tentang keberadaan group tersebut di salah satu media sosial, setelah jelas dan menyaksikan bahwa group ini memang ada dan bukan sekedar isu.
"Memang sampai saat ini konsep jelas belum kita dapatkan tentang bagaimana pola yang nyata dari MUI Sumbar dalam rangka dan tata cara memerangi LGBT, sodomi, transgender dan pencabulan, Hal ini akan menjadi masukan bagi kami untuk di koordinasikan lagi dengan MUI Sumbar dan pemerintah daerah tentang bagaimana penerapan yang tepat untuk mengatasi permasalahan LGBT di Tanah Datar. Namun berbagai himbauan-himbauan telah kita sampaikan secara personal kepada para ulama yang memberikan ceramah agama di berbagai kesempatan," ungkap Ketua MUI Tanah Datar, Syukri Iska.
Diakui Sukri, bahwa saat ini MUI Tanah Datar masih fokus pada aksi aliran sesat yang terdapat di Tanah Datar dan mengenai permasalahan ini telah dibahas dalam Raker pada 20 Juli lalu dan diakuinya juga MUI Tanah Datar sampai saat ini belum membahas pembicaraan mengenai hal-hal strategis mengenai LGBT, sodomi dan transgender.
"Pada prinsipnya poin-poin dari deklarasi Serambi Mekah merupakan kesepakatan MUI di kabupaten dan kota di seluruh Sumatera Barat. Yang kemudian isi dari deklarasi itu diserahkan oleh MUI Sumbar kepada Pemerintah Daerah masing-masing dengan harapan pelaksanaan dan gebrakan dapat dilaksanakan dan diwujudkan pemerintah sebagai pihak yang mempunyai kekuatan dan personel untuk mewujudkannya dan pada dasarnya MUI hanya ikut serta membantu pemerintah daerah dalam memikiran serta bagaimana konsep mengantisipasi dan pencegahan isi dari poin deklarasi tersebut. Kita sangat prihatin dengan ditemukannya grup yang bertentangan dengan acaran agama tersebut," sebut Syukri Iska.
Ia menghimbau agar hal tersebut menjadi perhatian semua pihak dari Pemerintah bersama unsur masyarakat, untuk dapat melacak berkembangan LGBT di Tanah Datar, ulama dan mubaligh diharapkan pro aktif menyeru kepada umat dan masyarakat untuk menghindari diri dari aktivitas LGBT dan kepada orang tua dan para pendidik diharapkannya berperan aktif memperhatikan jika ada gejala anak yang mengarah kepada perilaku LGBT, agar segera melakukan pendekatan persuasif dan upaya pencegahan. Kecendrungan sesama jenis tidak serta merta terjadi begitu saja, pasti ada Indikasi indikasi yang mengarah ke situ, indikasi ini harus segera ditangkap oleh orang tua, guru dan pendidik di perguruan tinggi agar dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin.(alinurdin)


No comments:

Powered by Blogger.